GAPURA
MASJID WALI
Masjid
AT-TAQWA yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan "MASJID WALI"
berada di daerah Loram Kulon, kecamatan Jati, kabupaten Kudus. Luas tanah 959
m2 dan luas taman 40 m2 .Didirikan pada tahun 1596-1597 abad ke 15 pada masa
Hindu Budha menuju ke islam, oleh Tjie Wie Gwan, salah seorang pengembara dari
kerajaan Campa, Cina. Awal mula beliau sampai di Indonesia, tepatnya di daerah
Jepara dikarenakan tahta yang seharusnya diserahkan kepadanya, direbut oleh
kakaknya, sehingga beliau berniat pergi merantau dan akhirnya sampai di Jepara,
yang pada saat itu daerah Jepara dipimpin oleh Ratu Kalinyamat, masih dibawah
naungan kerajaan Bintoro Demak.
Pada
waktu itu, Ratu Kalinyamat yang
masih gadis, ingin memiliki pendamping hidup, maka diadakanlah sayembara. Barang
siapa yang dapat memenangkan sayembara tersebut, maka akan menjadi pendamping
Ratu Kalinyamat. Sayembara itu diikuti oleh para pendekar dan salah satunya
yaitu Tjie Wie Gwan. Akhirnya, sayembara itu dimenangkan oleh Tjie Wie Gwan.
Lalu diangkatlah ia sebagai suami dari Ratu Kalinyamat. Setelah beberapa tahun
menjalani kehidupan rumah tangga, mereka berdua belum juga dikaruniai seorang
putra, sehingga beliau menikah lagi dengan salah satu putri Sunan Kudus yang
bernama R. Prodobinabar.
Dengan
dinikahinya R. Prodobinabar oleh Tjie Wie Gwan, maka hubungan beliau dengan
Sunan Kudus terjalin semakin erat. Sunan kudus mengetahui kemampuan menantunya
yaitu dapat mengukir dan memahat. Dengan kemampuannya tersebut dimungkinkan
untuk media dakwah penyebaran Agama Islam. Maka diperintahkanlah ia untuk
menyebarkan Agama Islam di daerah Kudus bagian selatan dengan memanfaatkan
keahliannya tersebut.
Ketika
beliau menyebarkan Agama Islam, pertama kali yang dibangun adalah Masjid dan
Gapura yang arsiteknya menyerupai kuil kuil dari Bali dengan menggunakan bata
merah. Arsitektur yang menyerupai kuil itu dimaksudkan sebagai taktik/cara oleh
Tjie Wie Gwan agar masyarakat sekitar tertarik untuk mendatangi Masjid tersebut
karena pada masa itu masyarakat masih beragama Hindu-Budha, belum mengenal
agama Islam. Setelah berhasil menarik perhatian warga setempat, kesempatan
beliau untuk menyebarkan agama Islam semakin besar. Salah satu caranya dengan
sedikit demi sedikit memasukkan ajaran agama Islam kepada warga yang datang ke
Masjid tetapi tanpa mengandung unsur paksaan. Dengan begitu,masyarakat semakin
tahu tentang ajaran ajaran Islam. Karena Masjid tersebut terbuat dari kayu,
sehingga lapuk dan rapuh dimakan usia. Pada tahun 90an Masjid di rehab secara
total, adapun Serambi Masjid yang dibangun tahun 1971.
Gapura
telah direhab tahun 1996 ditangani langsung oleh BP3 Jateng, dan Gapura ini
telah dimasukkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) karena usianya yang sudah
lebih dari 100 tahun.
Selain
menyebarkan agama Islam, beliau juga meninggalkan beberapa tradisi budaya yang
masih dilaksanakan sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar