Pesona Desa Loram Kulon Masjid wali - Makam Kuno - Makam Syeh Abdur Rohman Tuan Sang sang - Kuliner Bandeng Presto - Industri Tas

Jumat, 20 Januari 2012

Tradisi Sego Kepel


Tradisi Sega Kepel


Tradisi Sega Kepel merupakan tradisi yang diwariskan oleh Sultan Hadirin ketika  beliau memberikan dakwah keagamaan setiap hari Jum’at. Masyarakat Loram Kulon selalu membuat sega kepel untuk dikirim ke Masjid Wali dan ke Makam Syekh Abdurrohman Tuan Sang Sang setiap mereka punya hajat seperti pernikahan, membuat rumah, punya nadzar karena sakit, khitanan dan lain- lain. Dengan melaksanakan tradisi sega kepel masyarakat percaya akan mendapatkan berkah dan terhindar dari balak. Biasanya orang yang punya hajat mengirim sega kepel dengan lauk pauk bothok yang terbuat dari tempe, tahu, bandeng, ayam, kerbau dan lain- lain. Mereka melakukan selamatan dengan sega kepel sebanyak tujuh buah karena dalam waktu satu bulan terdapat angka tujuh yaitu 7, 17 dan 27 yang artinya seseorang yang bersedekah akan mendapat pitutur (nasehat), pituduh (petunjuk) dan pitulung (pertolongan). Selamatan sega kepel sangat ramai pada hari Jum’at, bahkan terkadang dalam satu hari ada 23 kali sega kepel.
Setelah sega kepel di serahkan kepada Pengurus Masjid kemudian didoakan setelah itu dimakan bersama-sama oleh para jamaah sholat maktubah atau orang yang ada di masjid tersebut. Apabila tidak habis dimakan oleh orang-orang yang ada di masjid maka oleh merbot masjid kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar